Sabtu, 22 Desember 2007

4 Madzhab dalam Islam

Madzhab Hambali

Pendirinya adalah Al-Imam Abu Abdillah Ahmad bin Hambal bin Hilal Ad-Dakhili Asy-Syaibani, lahir di Baghdad pada tahun 164 H dan wafat pada tahun 241 H. Ahmad bin Hambal mencari ilmu pengetahuan ke berbagai kota seperti, Syria, Hijaz, Yaman, Kuffah, dan Bashrah, beliau dapat menghimpun 40.000 hadits dalam kitab musnadnya. Imam Hambal terkenal sebagai ahli hadits dan bukan termasuk golongan imam mujtahidin.

"I’aanatut Thalibiin" menuqilkan perkataan Idris Al-Haddad, beliau berkata : "Imam Ahmad adalah seorang perawi hadits yang tiada tandingannya pada masa itu, beliau adalah pengikut madzhab gurunya yaitu Imam Syafi’i, akan tetapi beliau merasa mampu berijtihad sendiri, maka dia melepaskan dirinya dari ikatan madzhab gurunya, dan dia berijtihad dan membentuk madzhab sendiri."

Dalam kepandaian dan keahlian beliau dalam masalah fiqh, Imam Syafi’i sebagai gurunya sendiri pernah mengatakan bahwa: "Saya keluar dari Baghdad dan disana saya tidak meningalkan orang yang lebih utama, lebih pandai dan lebih ahli dalam bidang fiqh selain dari pada Ahmad bin Hambal".

Sebagai induk dari madzhab Imam Hambal, beliau telah menulis kitab "Al-Musnad", kitab tersebut telah mendapat sambutan yang benar dari ulama-ulama semua madzhab diluar madzhabnya sendiri.

Dasar-dasar madzhab hambali adalah nash Al-Qur’an dan nash Al-Hadits. Apabila beliau menemukan nash, baik dari Al-Qur’an maupun dari Al-Hadits, maka beliau tidak lagi memperhatikan dalil-dalil yang lain dan tidak pula memperhatikan pendapat para sahabat yang manyalahinya. Jika beliau tidak menemukan nash Al-Qur’an dan Hadits, maka beliau berpegang kepada fatwa shahaby jika tidak ada yang menentangnya.

Sumber-sumber madzhab Hambali selain Al-Quran dan Sunnah:
  1. Pendapat sebagian sahabat: "Beliau memandang sebagian sahabat sebagai dalil hukum."
  2. Hadits mursal / dha’if: Hal ini dipakai jika tidak berlawanan dengan sesuatu atsar / dengan pendapat seorang sahabat.
  3. Qiyas: Apabila beliau tidak memperoleh sesuatu dasar dintara yang tersebut diatas, maka dipergunakanlah qiyas.
Para pengembang madzhab hambali ialah :
  1. Abu Bakar Ahmad bin Muhammad bin Hani yang terkenal dengan nama Al-Atsran, dia telah mengarang buku Assunnah fil Fiqhi ‘ala Madzhab Ahmad.
  2. Immad bin Muhammad bin Hajjaj Al-Mawarzi, kitabnya yakni Assunah bi Jawahiril Hadits.
  3. Ishaq bin Ibrahim terkenal dengan nama Ibnu Ruhawaih Al-Mawarzi, kitabnya adalah Assunnah fil Fiqhi.
  4. Muwaquddin ibnu Qudamah Al-Maqdiri.
  5. Syamsuddin ibnu Qudamah Al-Maqdiri.
  6. Syaikhul Islam Taqiyuddin.
  7. Ahmad ibnu Taimiyyah dan
  8. Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah.

Daerah yang menganut madzhab hambali pertama kali adalah daerah Baghdad, dan pada abad ke-4 baru dapat melampaui perbatasan Irak, dan pada abad ke-6 sudah memasuki dan berkembang di Mesir.


Usaha Ibnu Taimiyyah dan Ibnul Qayyim serta berkat kesungguhan Muhammad ibnu Abdil Wahhab sekitar abad ke-12 madzhab hambali lebih berkembang, dia menjadi madzhab penduduk Najed terutama pada masa pemerintahan raja Abdul Aziz As-Su’udi. Pada masa sekarang madzhab hambali menjadi madzhab resmi pemerintah Saudi Arabia dan punya penganut terbesar di seluruh jazirah Arab, Palestina, Syria, dan Irak.

Madzhab Hanafi

Pendirinya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zauthi, lahir pada masa sahabat tahun 80 H (699 M) dan wafat pada tahun 150 H bertepatan dengan lahirnya Imam Syafi’i. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Abu Hanifah An-Nu’man. Abu Hanifah adalah seorang mujtahid yang ahli ibadah, ahli zuhud, serta sudah sampai kepada tingkatan ma’rifat kepada Allah. Pengarang buku "I’aanatuth Thaalibiin" berkata : "Bahwasannya beliau (Abu Hanifah) adalah seorang ahli ibadah, ahli zuhud, dan seorang yang sudah ma’rifat kepada Allah". Nafash bin Abdurrahman berkata : "Bahwasannya Abu Hanifah ra, menghidupkan malam dengan membaca Al-Qur’an selama tiga puluh tahun", dan Sayyid bin Amr berkata : "Bahwasannya Abu Hanifah selalu sholat fajar (subuh) dengan memakai wudhu isya selama empat puluh tahun".

Dalam bidang fiqh beliau belajar kepada Hammad bin Abu Sulaiman pada awal abad ke-2 H, beliau banyak belajar kepada ulama-ulama dan tabi’in seperti: Afha bin Abi Rabah dan Nafi’ Maulana ibnu Umar. Abu Hanifah adalah seorang ulama yang mempunyai kepandaian yang sangat tinggi dalam mempergunakan ilmu mantiq dan menetapkan hukum syara’ dengan qiyas dan istihsan, beliau juga terkenal sebagai seorang ulama yang berhati-hati dalam menerima suatu hadits. Madzhab hanafi adalah sebagai nisbah dari nama imamnya (Abu Hanifah), jadi, madzhab hanafi adalah nama dari kumpulan pendapat-pandapat yang berasal dari imam Abu Hanifah sendiri dan para murid-muridnya serta pendapat-pendapat yang berasal dari para pengganti mereka.


Sebagai perincian dan perluasan pemikiran yang telah digariskan oleh mereka, yang kesemuanya itu merupakan hasil daripada cara, metode, dan ijtihad para ulama Irak (ahlu ra’yi). Oleh karena itu, maka madzhab hanafi dikenal juga sebagai madzhab ahlu ra’yi dari masa tabi’it tabi’in.

Dasar-dasar madzhab hanafi adalah:

  1. Al-Kitab (Al-Qur’an).
  2. As-Sunnah.
  3. Al-Ijma’.
  4. Al-Qiyas dan
  5. Istihsan.

Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa madzhab ini juga memakai fatwa sahabat yang ‘urf (dikenal). Abu Hanifah menjelaskan madzhab-madzhabnya dengan berkata : "Aku berpegang dengan kitabullah, jika tidak aku dapatkan (dalam kitabullah), maka aku berpegang kepada sunnah Rasul, dan jika aku tidak mendapatkannya dalam kitabullah dan sunnah Rasul, maka aku berpegang kepada perkatan para sahabatnya, maka jikalau perkara itu sudah sampai kepada Ibrahim An-Nakhai Asy-Sya’bi, Ibnu Sirin, Al-Hasan, Atha’, dan Sa’id bin Musayyab, mereka semuanya berijtihad, maka akupun berijtihad sebagaimana mereka berijtihad".


Dsar-dasar madzhab hanafi dalam menetapkan hukum fiqh terdiri dari 7 pokok, yaitu : Al-Kitab, As-Sunnah, Perkataan para sahabat, Al-Qiyas, Al-Istihsan, Ijma’, dan ‘Urf.

Murid-murid Abu Hanifah dan pengembang madzhabnya adalah:

  1. Abu Yusuf bin Ibrahim Al-Anshar (113-183 H).
  2. Ja’far bin Huzail bin Qais Al-Kufi (110-158 H).
  3. Muhammad bin Hasan bin Farqad Asy-Syaibani (132-189 H).
  4. Hasan bin Ziyad Al-Lu’lu Al-Kufi Maulana Al-Anshari (…..-204 H).

Dalam uraian Khudri Beik sebagai berikut : "Empat orang itulah yang menyebarkan madzhab orang-orang Irak (mazhab hanafi)", orang-orang menerimanya dari mereka ber-empat. Daerah-daerah penganut madzhab hanafi mulai tumbuh di Kuffah (Irak), kemudian berkembang dan tersebar luas ke negara-negara Islam bagian timur, pada permulaan masa perkembangannya berkat kekuasaan Imam Abu Yusuf yang menjabat sebagai hakim agung di Baghdad dan berkat pengutamaan khalifah-khalifah abbasiyyah terhadap madzhab tersebut dalam lapangan peradilan. Saat ini madzhab hanafi sudah tersebar di Mesir, Turki, Syria, Lebanon, Afghanistan, Pakistan, Turkistan, Muslim India, tiongkok, Aljazair, Tunis Libya, Irak, Sudan, Nigeria, dan daerah-daerah Uni Sovyet. Kesimpulan bahwa lebih 1/3 ummat Islam di dunia ini yang menganut madzhab hanafi

Madzhab Maliki

Pendirinya adalah : Malik bin Anas bin Abu Amir lahir pada tahun 93 H (712 M) di Madinah, Imam Malik terkenal dengan imam dalam bidang hadits Rasulullah SAW. Imam Malik belajar pada ulama-ulama Madinah, dan yang menjadi guru pertamanya adalah Abdurrahman bin Hurmuz, beliau juga belajar kepada Nafi’ Maulana ibnu Umar dan Ibnu Syihab Az-Zuhri, dan gurunya dalam bidang fiqh adalah Rabi’ah bin Abdurrahman.

Imam Malik adalah tokoh negeri Hijaz, bahkan tokohnya semua manusia dalam bidang fiqh dan hadits, beliau adalah seorang imam yang berwibawa dan bangsawan yang terhormat, hal ini pun telah dijelaskan oleh Afwa Aidi sebagai berikut yang artinya: "Majelis Imam Malik adalah majelis yang terhormat dan santun, ia seorang yang berwibawa dan bangsawan, yang dalam majelisnya tidak ada pura-pura dan kegaduhan, tak ada suara sedikitpun, jika ditanya tentang sesuatu maka dijawabnya orang yang bertanya itu dan tak pernah dikatakan padanya dari mana anda berpendapat demikian".

Dasar-dasar madzhab maliki adalah:
  1. Nushul Kitab.
  2. Dzaahirul Kitab (umum).
  3. Dalilul Kitab.
  4. Mafhum Muwafaqoh.
  5. Tanbihul Kitab.
  6. Nash-nash Sunnah.
  7. Dzaahirus Sunnah.
  8. Dalilus Sunnah.
  9. Mafhumus Sunnah.
  10. Tanbihus Sunnah.
  11. Ijma’.
  12. Qiyas.
  13. Istihjan.
  14. Qaul Shahabi.
  15. Saddud Dzara’i.

Para sahabat-sahabat Imam Malik dan pengembang madzhabnya adalah:

  1. Abu Muhammad Abdullah bin Wahab bin Muslim.
  2. Abu Abdillah Abdurrahman bin Qasim Al-Utawiy.
  3. Asy-Syab bin Abdul Aziz Al-Qaisi.
  4. Ashagh bin Farj Al-Umawi.

Mereka inilah ulama-ulama yang telah menyebar luaskan madzhab maliki.

Ulama-ulama yang mengembangkan madzhab ini di Afrika dan Andalusia adalah:

  1. Abu Abdillah Ziyad bin Rahman Al-Qurthubi.
  2. Isa bin Dinar Al-Andalusi.
  3. Asad bin Furat.
  4. Abdussalam bin Zaid At-Tanukhi.

Para fuqoha malikiyah yang terkenal sesudah generasi tersebut diatas ialah:

  1. Abdul Walid Al-Baji.
  2. Abdul Hasan Al-Lakhami.
  3. Ibnu Rusyad Al-Kabir.
  4. Ibnu Rusyd Al-Hafidz.
  5. Ibnul bin Zizzi.
  6. Ibnul ‘Arabiy.

Daerah-daerah yang menganut madzhab maliki pada mulanya haya tersebar di Madinah, kemudian disebarkan oleh murid-murid Imam Malik, pada masa sekarang madzhab maliki dianut oleh umat Islam di negara Maroko, Aljazair, Tunisia, Libya, Bahrain, dan Kuwait.


Madzhab Syafi’i

Pendirinya adalah Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i, beliau keturunan Hasyim bin Abdul Muthallib, dilahirkan di Guzah Syria pada tahun 152 H bersamaan dengan wafatnya Abu Hanifah. Gurunya adalah Muslim bin Khalid, seorang mufti dari Makkah, Syafi’i adalah anak yang cerdas, dia sudah hafal Qur’an sejak umur 4 tahun, dia juga murid dari Imam Malik, ketika belajar bersama Imam Malik, Imam Syafi’i telah hafal kitabnya Malik (Al-Muwatho’) yaitu induk dari madzhab maliki, mulanya Syafi’i ikut jejak Imam Malik, tetapi kemudian ia membentuk madzhab sendiri.

Madzhab Syafi’i ada 2, hal ini berdasarkan masa dan tempat beliau muqim (menetap), yang pertama, "Qaul Qodim" yaitu madzhab yang dibentuk ketika beliau hidup di Irak, yang kedua, "Qaul Jadid" yaitu madzhab yang dibentuk ketika dia berada di Mesir. Nasihat Imam Syafi’i adalah : "Saya tak pernah merasakan kenyang sejak usia 16 tahun, karena kenyang itu akan memberatkan badan dan membuat hati keras, menghilangkan kecerdasan dan membawa banyak tidur, serta membawa orang lemah, malam beribadah dan saya tak pernah bersumpah dengan nama Allah selama hidup, baik sumpah benar maupun sumpah dusta".

Keistimewaan Imam Syafi’i dibandingkan dengan yang lainnya adalah bahwasannya beliau merupakan peletak batu pertama ilmu ushul fiqh dengan kitabnya "Ar-Risalah", dan kitabnya yang menjadi induk kitab fiqh adalah "Al-Umm".

Dasar-dasar madzhab syafi’i adalah:
  1. Al-Kitab (Al-Qur'an).
  2. Al-Ijma’.
  3. Al-Qiyas.
  4. Sunnah Mutawatir.
  5. Khabar Ahad dan
  6. Al-Istishab.

Para sahabat dan pengembang madzhab syafi’i dari Irak adalah:

  1. Ibrahim bin Khalid bin Yaman Al-Kalabi Al-Baghdady.
  2. Ahmad bin Hambal (yang jadi imam ke-empat).
  3. Ahmad bin Yahya bin abdul Aziz Al-Baghdadi

Para sahabat yang menjadi pengembang madzhab ini dari Mesir adalah:

  1. Yusuf bin Yahya Al-Buwaithi Al-Mishri.
  2. Rabi’ bin Abdul Jabbar Al-Muradi.
  3. Abu Ibrahim Ismail bin Yahya Al-Muzani.
  4. Harmalah bin Yahya bin Abdullah At-Tayyibi.
  5. Abu Bakar Muhammad bin Ahmad.
  6. Yunus bin Abdul A’la Ash-Shodafi Al-Mishri

Daerah-daerah yang menganut madzhab syafi’i adalah Libya, Mesir, Indonesia, Philipina, Malaysia, Somalia, Selatan Arabia, Palestina, Yordania, Lebanon, Syria, Irak, Hijaz, Pakistan, India, Indo China, Rusia, dan Yaman.

Sumber : Kedudukan Madzhab dalam Syari’at Islam
Penulis : Drs. Asep Saifudin MSQ
Penerbit : Pustaka Al-Husna

Jumat, 21 Desember 2007

Zionisme Global

Hollywood, zionisme dan masa depan dunia
19 Oct 2004 - 1:25 pm


Pemikiran untuk membentuk sebuah kota harapan sejak lama telah berkembang di kalangan para cendikiawan dan pemikir diantaranya adalah "Utopia"-nya Plato, "Kota Cahaya Mentari"-nya Farabi, dan "Surga Dunia"-nya Thomas Moore.

Dalam agama-agama samawi, juga terdapat kepercayaan tentang akan datangnya seorang penyelamat ke dunia. Penyelamat itu akan membebaskan dunia dari kemalangan dan kegelapan. Dia akan membawa keadilan, keamanan, kebajikan, dan ilmu pengetahuan untuk semua manusia. Tetapi, siapakah penyelamat tersebut dan bagaimanakah situasi kemunculannya? Zaman ketika munculnya penyelamat dunia itu disebut sebagai "Akhir Zaman" atau apocalypse. Namun, setiap agama dan mazhab mempunyai istilah dan definisi masing-masing mengenai hal ini.

Apocalypse merupakan sebuah kepercayaan bersama manusia mengenai berakhirnya dunia materi ini. Dalam terminologi ini, diyakini bahwa alam materi mempunyai awal dan akhir. Alam materi dimulai dari waktu yang telah ditetapkan dan berakhir pada masa yang telah ditentukan pula. Dengan demikian, keyakinan atas masa akhir zaman atau apocalypse ini merupakan satu jawaban atas pertanyaan manusia yang tidak ada habisnya mengenai masa depan dunia. Pada akhir zaman itu, rahasia tujuan penciptaan alam dan manusia akan terbuka. Psikolog terkenal Carl Gustav Jung pernah mengungkapkan tentang adanya pengetahuan yang dimiliki semua manusia sejak sebelum dia dilahirkan. Pengetahuan ini membentuk pola-pola perilaku yang berdasarkan kepada insting yang diistilahkan sebagai archetype. Karena itulah manusia memiliki citra primordial sebagaimana yang ditemukan dalam mitos-mitos.

Di sebagian besar mitos-mitos kuno manusia, disebutkan tentang akan terjadinya peperangan besar antara Sang Penyelamat dan kekuatan jahat. Peperangan itu akan berakhir dengan kemenangan bagi Sang Penyelamat dan para sahabatnya. Kemudian, umat manusia akan menyaksikan terwujudnya kota yang mereka impikan. Pada acara ini, kami tidak berniat untuk membahas secara lebih terperinci mengenai kepercayaan berbagai bangsa dan agama mengenai akan datangnya penyelamat dunia. Kami ingin mengajak Anda untuk meninjau film-film Hollywood yang bertema akhir zaman dan kedatangan penyelamat. Dalam film-film Hollywood banyak digambarkan tentang adanya technological apocalypse, yaitu di masa depan manusia akan menciptakan manusia buatan dan manusia buatan ini akan menyerang manusia ciptaan Tuhan. Film dengan tema seperti ini ialah "Dr. Frankenstein", "Terminator-2", dan "Matrix".

Pada film ini, manusia asli kalah dari manusia ciptaannya sendiri. Kemudian, datanglah penyelamat yang biasanya adalah seorang manusia yang pintar dan berani. Selain akibat serangan teknologi, film-film Hollywood juga menggambarkan bahwa akhir zaman diakibatkan oleh bencana alam (natural apocalypse), ini bisa berupa datangnya badai, banjir, gempa bumi, kebakaran, atau bertabrakannya bumi dengan planet lain. Di samping itu, Hollywood pun menciptakan makhluk khayalan yang akan menghancurkan umat manusia. Misalnya, raksasa yang lahir akibat intervensi manusia terhadap alam atau akibat rekayasa genetik yang dilakukan manusia. Film-film seperti ini di antaranya berjudul, "Deep Impact", "Armageddon", "Water World", "Godzilla", dan "Jurassic Park".

Karya khayalan Hollywood lainnya mengenai akhir zaman adalah akan datangnya makhluk jahat, yang disebut sebagai apocalypse mythological. Dalam film seperti ini, dikisahkan bahwa Sang Penyelamat dan sahabatnya melakukan perjalanan ke dunia mitos dan mengalahkan makhluk jahat dalam dunia mitos itu dengan kekuatan sakti. Contoh film seperti ini ialah "The Mummy", "The Mummy Returns", "Scorpion King" dan "Wish master".

Sciencefictional apocalypse merupakan sekelompok film Hollywood yang menggambarkan dunia masa depan yang dipenuhi oleh percampuran antara khayalan dan realitas. Dalam film-film seperti ini, kekuatan jahat digambarkan dalam bentuk makhluk luar angkasa yang mengancam kehidupan manusia di planet bumi. Penyelamat dalam film ini memiliki pengetahuan teknologi dan metafisika. Setelah berperang dengan makhluk luar angkasa itu, Sang Penyelamat akhirnya berhasil membebaskan umat manusia di muka bumi. Film-film seperti ini, antara lain bejudul "Alien", "Independence Day", "The Fifth Element", dan "Star Wars".

Religious apocalypse merupakan kategori film Hollywood yang terpenting untuk kita bicarakan pada kesempatan ini. Film-film seperti ini biasanya menggambarkan bahwa kekuatan jahat berbentuk sebuah sosok yang anti agama, seperti setan, anti-Kristen, atau kekuatan jahat yang pada zaman dulu dipenjarakan, namun kemudian kabur dan kembali datang ke tengah umat manusia. Penyelamat dalam kisah-kisah seperti ini adalah seorang tokoh ruhani, seperti pendeta atau orang suci. Dia melawan kekuatan jahat dengan iman, keberanian, dan pengorbanan. Film-film dalam kategori ini antara lain berjudul, "Exorcist 1 & 2", "The Omen 3" dan "End of Days".

Secara umum, kita bisa menangkap bahwa para penentu kebijakan di Hollywood tengah membawa satu misi tertentu dengan menciptakan film-film seperti yang telah diuraikan tadi. Tujuan pertama dari misi Hollywood ini adalah untuk memanipulasi rasa ingin tahu alami manusia mengenai masa depan dan dengan demikian akan membuat para investor film menjadi lebih kaya. Tujuan kedua ialah menyebarluaskan paham apocalypse yang sesuai dengan pandangan Hollywood serta berlandaskan kepada ajaran Taurat dan pemikiran Zionis. Tujuan ketiga ialah untuk mengasosiasikan antara kejahatan dengan dunia Timur dan negara-negara Islam. Dengan kata lain, Hollywood berusaha menyebarkan opini bahwa bangsa yang jahat adalah bangsa-bangsa Timur dan bangsa penyelamat adalah bangsa Barat.

Poin yang menarik dalam hal ini adalah bahwa film-film Hollywood berusaha membesar-besarkan kejadian tragedi di masa depan dan menimbulkan ketakutan di tengah manusia. Tragedi tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga para pemirsa menyetujui semua ide dan jalan penyelesaian yang ditawarkan oleh para sutradara film. Dari sini, kita bisa menangkap adanya proses penggunaan film-film untuk menyeret opini masyarakat dunia tentang akan terjadinya perang di masa depan antara Barat dan Timur.

Hall Lindsey, seorang penulis buku "Bumi, Planet Besar Penuh Rahmat", pernah menulis tentang apocalyse. Ia berkata, "Sebelum orang-orang Yahudi berhasil membentuk sebuah negara, tidak ada satupun di dunia ini yang berjalan dengan baik. Kini, ketika negara Israel telah terbentuk, segala hal berjalan sesuai dengan yang telah diramalkan. Hal ini bisa terjadi karena pusat kekuasaan dunia adalah politik. Kini, percaturan politik dunia berporos di Timur Tengah, khususnya di Israel. Oleh karena itu, seluruh bangsa dunia akan ikut merasakan kesulitan dan kesengsaraan atas segala hal yang terjadi di sana, dan di sanalah mereka akan bertempur."Ucapan Lindsey ini sepertinya telah diadopsi oleh film-film Hollywood. Sejak puluhan tahun yang lalu.

Ide-ide zionisme telah masuk ke dalam kancah perfilman Barat. Film berjudul "Birth of a Nation" karya D.W Griffith merupakan pelopor film-film mengenai pemberantasan manusia non-Yahudi. Film ini dibuat tahun 1915 dan sepanjang film itu dipenuhi tayangan pembunuhan. Di dalam film ini, bangsa yang lebih mulia, yaitu Yahudi, digambarkan dibenci oleh bangsa lain. Di akhir film, diceritakan bahwa kelompok Ku Klux Klan merupakan penyelamat kulit putih. Kelompok itu berhasil membasmi musuh mereka, yaitu orang-orang kulit hitam. Dalam menyikapi penjajahan Zionis di Palestina, Hollywood memproduksi film-film yang bertujuan untuk menjustifikasi penjajahan tersebut, dengan menceritakan tentang sejarah Yahudi. Misalnya film "Ben Hur" dan "The Ten Commandments". Orang-orang Zionis telah menanamkan investasi yang besar dalam pembuatan film-film seperti ini.

Kritikus film terkenal dan penulis sejarah perfilman, Eric Rhode, mengomentari bahwa film-film tersebut tidak begitu sesuai dengan isi kitab suci. Menurutnya, para sutradara film itu mengakui bahwa sesungguhnya film-film tersebut dibuat untuk mengambil keuntungan dari reaksi orang-orang Kristen. Film "Independence Day" yang diproduksi pada tahun 1996, menceritakan bahwa di suatu masa, semua komputer melaporkan adanya sebuah pesawat ruang angkasa yang menghampiri bumi. Seorang pakar komputer melakukan penelitian terhadap sinyal-sinyal yang ditangkap dari pesawat ruang angkasa itu dan memberikan analisis metode untuk menghancurkannya. Akhirnya, makhluk angkasa yang melakukan serangan ke bumi itu berhasil dikalahkan lewat kecanggihan alat komputer, tepat pada hari kemerdekaan Amerika Serikat. Dalam film yang dipenuhi dengan simbol-simbol Yahudi ini, Amerika dan Zionis diperkenalkan sebagai penyelamat manusia. Amerika diperkenalkan sebagai bangsa dan negara yang terbaik. Penekanan terhadap perang akhir zaman dan kemenangan Yahudi ini diungkapkan dalam dialog seorang pakar komputer dalam film tersebut, "Sejauh yang aku ketahui, akhir dunia telah mendekat dan aku merasa senang".

Pada tahun 2000, sebuah film berjudul "Matrix" telah diproduksi dan mendapat sambutan hangat dari para pemirsa di seluruh dunia. Diceritakan dalam film ini, pada tahun 2199, kehidupan manusia telah menyerupai robot buatan komputer. Saat itu, telah diciptakan inteligensi buatan yang dimasukkan dalam tubuh manusia dan disambungkan lewat pipa ke dalam otak. Akibatnya, kehidupan manusia saat itu diatur oleh mesin. Namun, ada seseorang yang menolak kehidupan seperti ini dan melakukan perlawanan. Orang tersebut, yang bernama Neo, kemudian berhasil menyelamatkan manusia dari cengkeraman mesin. Film "Matrix" dipenuhi dengan lambang dan tanda Yahudi. Dalam film ini, manusia direkomendasikan untuk mencari perlindungan ke sebuah tempat bernama Zion, yang merupakan nama sebuah bukit di Baitul Maqdis. Tokoh Neo, yang artinya "baru", digambarkan sebagai sang penyelamat masa depan dan menjadi pemimpin di bumi Zionis.

Menyusul film Matrix, diproduksi film lanjutan yang berjudul "Matrix Reloaded". Dalam film ini digambarkan bahwa umat manusia telah diserang oleh mesin dan mereka kemudian mencari perlindungan di kota bawah tanah. Neo hanya memiliki waktu 72 jam untuk mengalahkan makhluk tidak berperi kemanusiaan itu lewat petunjuk seorang peramal. Dalam film ini, para penonton diajak untuk menanti tanah air yang ditunggu-tunggu dan masa depan mereka. Sang peramal dalam film Matrix kedua ini, bernama Oracle dan berasal dari Yunani kuno. Dia memperlihatkan simbol nabi-nabi sebelum Isa Al-Masih dan menyampaikan ajaran-ajaran Yahudi di kitab "Old Testament". Dia membimbing Neo untuk berperang dengan mesin dan meramalkan apa yang akan terjadi di masa mendatang.

Saudara, demikianlah pembahasan secara sepintas tentang infiltrasi Zionisme dalam film-film Hollywood. Sebelum mengakhiri tulisan ini, kami ingin mengutip sebuah ayat Al-Quran dalam surat Al-Anbiya ayat 105, yang artinya, "Sesungguhnya bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba- Ku yang saleh". Artinya, sesungguhnya, masa depan dunia akan berada di tangan orang-orang yang saleh, bukan di tangan bangsa Zionis yang bertahun-tahun menzalimi rakyat Palestina, melakukan pembunuhan massal, dan menyebabkan ribuan manusia menjadi pengungsi. Justru sebaliknya, merekalah yang kelak akan menerima hukuman atas kejahatan mereka, sebagaimana yang telah dijanjikan oleh Allah.


Persekongkolan Washington dan Tel Aviv terhadap Islam

16 Oct 2004 - 1:16 am

Di sepanjang sejarah, para penguasa yang zalim dan kejam saling berperang demi kepentingan mereka masing-masing dan tidak terhitung banyaknya manusia yang menjadi korban akibat ketamakan dan kerakusan mereka. Namun ketika para penguasa zalim itu memiliki kepentingan illegal yang sama, mereka akan bergandeng tangan dan bekerjasama. Fenomena ini juga disinggung dalam beberapa ayat Al-Quran, di antaranya Surah Al-Jaatsiyah ayat ke-19 yang artinya sebagai berikut, “Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa”.

Salah satu bentuk nyata dari kerjasama antara para pelaku kezaliman dewasa ini ialah kerjasama antara Amerika dan rezim Zionis dalam melakukan kriminalitas terhadap umat Islam di seluruh penjuru dunia. Kejahatan besar yang dilakukan oleh rezim Zionis dengan dukungan AS adalah penjajahan atas bangsa Palestina. Pejabat rezim Zionis sendiri berkali-kali mengakui bahwa berdiri dan berlanjutnya kehidupan rezim ini sangat bergantung kepada dukungan politik, ekonomi, dan militer dari Amerika. Dalam berbagai perang yang meletus antara bangsa Arab melawan rezim Zionis, Washington telah memberikan bantuan militer yang besar sehingga menghalangi kekalahan Zionis dan didudukinya sebagian wilayah Arab oleh Israel. Dalam setiap kejahatan yang dilakukan rezim Zionis terhadap bangsa Palestina, setiap kali Dewan Keamanan PBB akan memberikan resolusi atau sanksi, Amerika selalu menggunakan hak vetonya demi membela Tel Aviv.

Rezim Zionis juga merupakan negara urutan pertama dalam daftar penerima bantuan tanpa syarat dari Amerika dan setiap tahunnya rezim ini menerima bantuan 3 milyar dollar. Bersamaan dengan dimulainya pemerintahan konfrontatif Gedung Putih di bawah pimpinan George W. Bush, kerjasama antara Washington dan Tel Aviv menjadi semakin erat. Pada saat yang sama, penindasan dan penumpasan rakyat Palestina semakin gencar dilakukan tentara-tentara Zionis dan sebaliknya, perjuangan intifadhah bangsa Palestina juga semakin bergelora. Dalam waktu empat tahun masa kepemimpinan Bush, presiden Amerika tersebut dan rekan-rekannya berkali-kali memberikan dukungan kepada pemimpin Zionis, khususnya Ariel Sharon. Bush bahkan menyebut Sharon sebagai tokoh perdamaian dan sebaliknya Sharon mengangkat Bush sebagai anggota kehormatan partai ekstrim Likud. Sharon menyatakan, “Kerjasama Tel Aviv dan Washington sebelumnya tidak pernah sedemikian dekat seperti saat ini.” Dalam menyikapi kejahatan Zionis terhadap bangsa Palestina, pejabat Gedung Putih malah menyebut bahwa tindakan brutal tentara Zionis itu merupakan usaha membela diri dari serangan terorisme yang dilancarkan oleh orang-orang Palestina.

Kerjasama Amerika dan rezim Zionis dalam menindas umat Islam juga tampak di Irak. Rezim Zionis merupakan provokator utama di balik invasi AS ke Irak dan pendudukan atas negari 1001 malam itu. Bagi Tel Aviv, segala bentuk gangguan dan ketidakstabilan yang menimpa negara-negara Islam akan menguntungkan dan memperkokoh kedudukan rezim Zionis di Timur Tengah. Selain itu, Zionis melihat keuntungan materi yang besar di balik invasi ke Irak. Hal ini terbukti ketika Irak baru saja diduduki AS, tersiar berita yang melaporkan mengenai kehadiran warga Zionis dan perusahaan-perusahaan rezim ini di Irak dalam rangka pembelian tanah dan usaha untuk mendapatkan konsesi ekonomi, khususnya minyak. Sebagian berita bahkan melaporkan bahwa segera setelah invasi AS ke Irak, sejumlah benda-benda kuno bernilai tinggi milik bangsa Irak dibawa keluar dari negara itu dan berada dalam tangan investor yahudi Zionis.

Kerjasama Washington dan Tel Aviv dalam melakukan kejahatan terhadap dunia Islam bukanlah bersifat sepihak, karena adakalanya rezim Zionis turut membantu Amerika dalam melakukan tindakan kriminalnya. Penyiksaan tahanan di penjara Abu Ghraib Irak merupakan salah satu kasus dalam masalah ini. Similaritas metode penyiksaan tahanan Irak oleh tentara Amerika dengan penyiksaan tahanan Palestina dalam penjara Zionis memperlihatkan adanya kerjasama antara kedua pelaku kezaliman itu. Robert Fisk, seorang penulis dan wartawan terkenal Inggeris, setelah terungkapnya penyiksaan kejam terhadap tahanan Irak itu, menyampaikan bukti-bukti otentik yang mengindikasikan bahwa orang-orang Zionis-lah yang mengajarkan metode-metode penyiksaan itu kepada tentara Amerika.

Contoh lain dari kerjasama Amerika dan Zionis dapat dilihat dengan jelas dalam propaganda media massa. Sebagian besar media massa Internasional merupakan milik orang-orang Yahudi Zionis atau berada di bawah pengaruh Zionis. Infiltrasi besar dalam sarana komunikasi Amerika yang dimiliki oleh Zionis membuat tidak ada satu pihakpun yang berani melakukan kritikan serius terhadap rezim itu melalui koran, radio, dan televisi Amerika. Sebaliknya, Washington dan Zionis sangat serius dalam menyampaikan propaganda anti Islam melalui media massa yang mereka kuasai itu. Melalui media massa, AS dan Zionis berusaha menciptakan opini bahwa umat Islam yang sedang berjuang mempertahankan kebebasan dan kemerdekaan mereka adalah teroris, dan sebaliknya, pembunuhan dan penindasan terhadap umat Islam adalah tindakan bela diri yang bisa diterima. Namun, seiring dengan semakin meluasnya fasilitas media massa dan komunikasi, upaya penyesatan opini ini kian hari kian dipahami masyarakat dunia dan hakikat kejahatan rezim Zionis semakin dikenali dunia.

Kerjasama media massa Amerika dan Zionis dalam menciptakan opini yang buruk tentang umat Islam bahkan mencapai tahap penghinaan terhadap agama Islam itu sendiri. Tujuan propaganda ini adalah untuk memperlemah keyakinan dan kepercayaan umat Islam terhadap agama mereka sendiri. Media komunikasi barat, khususnya Amerika, dengan gencar mengedepankan kelompok-kelompok garis keras seperti Al-Qaeda dan Thaliban sebagai simbol Islam dan menyatakan bahwa kepercayaan mereka yang sesat dan distortif sebagai kepercayaan umum umat Islam. Padahal, Islam adalah agama yang sempurna dan secara tegas menolak kekejaman dan kekerasan. Bahkan, ajaran Islam yang anti kezaliman dan kekerasan inilah yang menjadi salah satu alasan utama permusuhan Washington dan Tel Aviv terhadap umat Islam karena ajaran anti kezaliman berlawanan dengan ambisi Washington dan Tel Aviv untuk berkuasa di muka bumi secara sewenang-wenang.

Meskipun kerjasama Washington dan Tel Aviv dalam menyerang dunia Islam telah menyebabkan tragedi yang besar, namun kondisi itu bisa diubah bila umat Islam di seluruh dunia mampu menjalin persatuan. Persatuan dan kembalinya umat Islam kepada nilai-nilai murni Islam akan mampu mewujudkan kemuliaan, kewibawaan dan kekuatan umat Islam dalam melawan dengan poros kezaliman yang dijalin oleh Amerika dan rezim Zionis.

Rabu, 19 Desember 2007

Dosa Yang Lebih Hebat Dari Berzina

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa ia berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulityang bersih, badan yang ramping dan roman muka yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk". Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala ia berkata,"Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, doakan saya agar Allah berkenan mengampuni dosa keji saya." "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa as terkejut. "Saya takut mengatakannya." jawab wanita cantik." "Katakanlah jangan ragu-ragu!" desak Nabi Musa. Maka perempuan itupun bercerita, "Saya ... ...telah berzina." Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak. Perempuan itu meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... ... lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya... ... . cekik lehernya sampai... ... tewas", ucap wanita itu seraya menangis sejadi-jadinya. Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka berang ia menghardik," Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksaAllah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik. Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana mungkin manusia lain bakal menerimanya?

Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya?Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?" Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepadaJibril. "Betulkah ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?" "Ada!" jawab Jibril dengantegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian penasaran. "Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina". Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusyu untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut. Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sholat itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya. Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Allah, bahkan seolah-olah menganggap Allah tidak punya hak untuk mengatur dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Allah pasti mau menerima kedatangannya.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdur Rahman Arroisy

Dalam hadist Nabi SAW disebutkan : "Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an, membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya didalam Ka'bah."

Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa "Orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadhanya, maka ia akan disiksa dalam neraka selama satu huqub." Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah NabiMusa dan wanita pezina dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaranbagi kita dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Minggu, 16 Desember 2007

Buat yang ingin mengikuti Rasulullah SAW

Tahukah Sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW senantiasa mencintai iman.

Dalam sebuah Riwayat dikatakan, bahwa Rasulallah Saw mengatakan; "Allahumma Habbib Ilaina al-Iman wa Zayyinhu fii Qulubina" (Musnad imam Ahmad/15431).

Tentunya kita sepakat, bahwa aplikasi untuk mencintai Rasul diantaranya adalah dengan cara mengamalkan Sunnah beliau. Dari sana, jika saja Rasul SAW (Seorang yang sudah Ma'sum) senantiasa berdoa untuk mendapatkan rasa cinta kepada Iman, Bagaiman dengan kita? Sudahkah kita berdoa dan meminta sebagaimana Rasul Berdoa untuk mendapatkan kecintaan terhadap Iman?

Tahukah sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW sangat membenci orang yang akhlaknya sangat buruk.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah berkata; "Inna Abghodhukum Ilayya wa Ab'adakum Minni Fii al-Akhiroh Aswa'ukum Akhlaqon"

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling Aku benci dan paling jauh dariku di Akhirat adalah orang yang akhlaknya paling jelek" (Shohih Jam'i al-Shogir/1535).

Tidak diragukan lagi, jika kita mengaku sebagai orang yang mencintai Rasul SAW, maka sudah sepatutnyalah kita mengikuti apa yang dia anjurkan dan laksanakan serta menjauhi apa yang beliau larang dan membenci pula apa yang dia benci.

Jika dalam riwayat yang satu ini, Rasulullah SAW membenci orang yang memiliki perangai dan akhlak yang jelek, maka bagaimana dengan akhlak kita? Baikkah? Atau sebaliknya? Yang jelas, mudah-mudahan kita semuanya tidak termasuk ke dalam orang yang tidak dibenci oleh Rasulullah SAW.

Tahukah Sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW senantiasa mengerjakan 2 Raka'at sebelum Subuh.

Dalam sebuah riwayat dsebutkan; "Rok'ataa al-Fajri Khoiru minaddunya wa ma fii haa" (HR.Muslim/ Kitaab Sholatul Musafirin/ Bab Istihbaab Rok'atay Sunnat al-Fajri)

Artinya; "2 Raka'at Fajr Lebih baik dari Dunia beserta isinya". Dalam syarh Shohih Muslim (6/3-4) dijelaskan maksud 2 raka'at Fajr adalah 2 Raka'at yang dikerjakan sebelum sholat subuh. Mudah-Mudahan kita termasuk kedalam Hamba Allah yang senantiasa dicurahkan kekuatan untuk melaksanakan amal yang jauh lebih baik dari dunia dan seisinya. Amiin

Jangan katakan "AKU". Rasulullah SAW benci dengan orang yang berkata "SAYA". Jadi ada apa dengan kata "SAYA"?

Biar lebih enak jawabnya, mari kita simak sebuah hadis Rasul SAW'; "An Jabir bin 'Abdillah RA Qoola: Ataitu An-Nabiyya SAW Fii Dainin Kaana 'Ala Abii, Fa Daqoqtu Albaaba, FaQoola:"Man Dza"?, fa Qultu "Ana", fa Qola "Ana-Ana". Ka Annahu Karoha Ha"(HR. Bukhori/Kitab al_isti'dzan/ Bab idza Qola "Man Dza")

Artinya; "Dari Jabir bin 'Abdillah RA berkata; [Saya mendatangi Nabi SAW untuk membayar hutang bapaku, kemudian saya mengetuk pintunya, dan berkata Rosul "Siapa ini?" maka sayapun menjawab "Aku". Lalu Rosulpun Berkata "Aku-Aku" Seolah-olah Beliau membenci kata tersebut]

Syeikh "Adnan Thorsyah menjelaskan bahwa: Sungguh Rasul membenci jawaban "Ana - Aku" atas orang yang bertanya kepadanya "Siapa Kamu?". Dan Jawaban "Ana-Saya" bukan merupakan jawaban yang benar atas pertanyaan "Siapa Kamu?". (bisa tanyakan ke Guru Bahasa Indonesia), jadi yang semestinya adalah kita menjelaskan Nama kita. "Fulan bin Fulan" misalnya.

Masih dalam masalah yang sama. Ibnu Jauzi ikut menambahkan, bahwa sebab dimakruhkannya berkata "Ana - Aku" adalah ia merupakan jenis perbutan Kibr (Sombong). seolah-olah Orang yang mengatakan "ANA" berkata, "Akulah orang yang tidak membutuhkan nama dan nasab.

Realita kita saat ini, tampaknya kata "AKU" sering sekali kita jadikan sebagai jawaban kebiasaan kita selama ini. Ketika bicara lewat telepon, Hp, internet dan sebagainya kata 'AKU" mesti aja ikut. Trus gimana nich? So, Setelah baca tulisan ini, mari kita lupakan "AKU" dan kenalkanlah "NAMA" kita! Pasti Setuju.....!!!

Sabtu, 15 Desember 2007

Teka-teki Imam Ghazali

Suatu hari, Imam Al-Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya:
Imam Ghazali "Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?"
Murid 1 "Orang tua"
Murid 2 "Guru"
Murid 3 "Teman"
Murid 4 "Kaum kerabat"
Imam Ghazali "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat
dengan kita ialah MATI. Sebab itu janji Allah bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati ( Surah Ali-Imran :185)."

Imam Ghazali "Apa yang paling jauh dari kita di dunia ini?"
Murid 1 "Negeri Cina"
Murid 2 "Bulan"
Murid 3 "Matahari"
Murid 4 "Bintang-bintang"
Iman Ghazali "Semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling benar adalah MASA LALU. Bagaimanapun kita, apapun kenderaan kita, tetap kita tidak akan dapat kembali ke masa yang lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini, hari esok dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama".

Iman Ghazali "Apa yang paling besar didunia ini?"
Murid 1 "Gunung"
Murid 2 "Matahari"
Murid 3 "Bumi"
Imam Ghazali "Semua jawaban itu benar, tapi yang besar sekali adalah HAWA NAFSU (Surah Al A'raf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu kita membawa ke neraka."

Imam Ghazali "Apa yang paling berat didunia?"
Murid 1 "Baja"
Murid 2 "Besi"
Murid 3 "Gajah"
Imam Ghazali "Semua itu benar, tapi yang paling berat adalah MEMEGANG AMANAH (Surah Al-Azab : 72 ). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka menjadi khalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya berebut-rebut menyanggupi permintaan Allah SWT sehingga banyak manusia masuk ke neraka kerana gagal memegang amanah."

Imam Ghazali "Apa yang paling ringan di dunia ini?"
Murid 1 "Kapas"
Murid 2 "Angin"
Murid 3 "Debu"
Murid 4 "Daun-daun"
Imam Ghazali "Semua jawaban kamu itu benar, tapi yang paling ringan sekali didunia ini adalah MENINGGALKAN SOLAT. Gara-gara pekerjaan kita atau urusan dunia, kita tinggalkan solat."

Imam Ghazali "Apa yang paling tajam sekali di dunia ini?"
Murid-murid dengan serentak menjawab "Pedang"
Imam Ghazali "Itu benar, tapi yang paling tajam sekali didunia ini adalah LIDAH MANUSIA. Kerana melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri."

Kisah Nyata

Rabu, 22 Februari 2006

Ada seorang pemuda arab yang baru saja me-nyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada diAmerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masukIslam.

Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampungtersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.

Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata,"Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya."Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, "Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendetaitu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu." Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dananda harus menjawabnya dengan tepat." Si pemuda tersenyum dan berkata,"Silahkan!"Sang pendeta pun mulai bertanya,
  1. Sebutkan satu yang tiada duanya?
  2. dua yang tiada tiganya?
  3. tiga yang tiada empatnya?
  4. empat yang tiada limanya?
  5. lima yang tiada enamnya?
  6. enam yang tiada tujuhnya?
  7. tujuh yang tiada delapannya?
  8. delapan yang tiada sembilannya?
  9. sembilan yang tiada sepuluhnya?
  10. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh?
  11. sebelas yang tiada dua belasnya?
  12. dua belas yang tiada tiga belasnya?
  13. tiga belas yang tiada empat belasnya?
  14. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh?
  15. Apa yang dimaksud dengan kuburan yang berjalan membawa isinya?
  16. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
  17. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
  18. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu?
  19. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
  20. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batudan siapakah yang terpelihara dari batu?
  21. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar?
  22. Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?
"Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu tersenyum dengan senyumanmengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
  1. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
  2. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman,"Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesarankami)." (Al-Isra': 12).
  3. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
  4. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an.
  5. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
  6. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWTmenciptakan makhluk.
  7. Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWTberfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis.Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk: 3).
  8. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
  9. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepadaNabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan ........
  10. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
  11. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudaraYusuf.
  12. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.'Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air." (Al-Baqarah: 60).
  13. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
  14. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT berfirman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing." (At-Takwir: 18).
  15. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
  16. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, "Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkanYusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka," tak ada cercaaan terhadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
  17. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).
  18. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
  19. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim."(AlAnbiya': ).
  20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua).
  21. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf: 28).
  22. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua dibawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil.Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak. Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!" Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah." Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda" Sang pendeta punberkata, "Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa Asyhadu annaMuhammadar Rasulullah."Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam.Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertaqwa.

Kisah nyata ini di ambil dari Mausu'ah al-Qishash al-Waqi'ah www.gesah.net Kaum yang berpikir (termasuk para pendeta) sedianya telah mengetahui bahwa Islam adalah agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan akan menjaga manusia dalam kesejahteraan baik di dunia dan di akherat. Apa yang menyebabkan hati-hati para pendeta itu masih tertutup bahkan cenderung mereka sendiri yang menutup rapat jiwanya..Semoga Allah SWT memberikan Hidayah kepada mereka yang mau berpikir.. amien

Renungan!!!

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman A.S.

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabb, Aku ridha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada dan selalu menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadah dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan dimana kuburnya akan diperluaskan sejauh mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.

Luasnya Neraka

Sahabat semua...bacalah.....
YA ALLAH YA RAHMAN YA RAHIM, lindunglilah dan peliharakanlah kami, kedua ibubapa kami, isteri kami, anak-anak kami, kaum keluarga kami & semua orang Islam dari azab siksa api nerakaMu YA ALLAH. Sesungguhnya kami tidak layak untuk menduduki syurgaMu YA ALLAH, namun tidak pula kami sanggup untuk ke nerakaMu YA ALLAH. Ampunilah dosa-dosa kami, terimalah taubat kami dan terimalah segala ibadah dan amalan kami dengan RAHMATMU YA ALLAH......AMIN......

Yazid Arraqqasyi dari Anas bin Malik ra. berkata: Jibril datang kepada Nabi saw pada waktu yang ia tidak biasa datang dalam keadaan berubah mukanya, maka ditanya oleh nabi s.a.w.: 'Mengapa aku melihat kau berubah muka?' Jawabnya: 'Ya Muhammad, aku datang kepadamu di saat Allah menyuruh supaya dikobarkan penyalaan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahawa neraka Jahannam itu benar, dan siksa kubur itu benar, dan siksa Allah itu terbesar untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman dari padanya.'

Lalu nabi s.a.w. bersabda: 'Ya Jibril, jelaskan padaku sifat Jahannam.' Jawabnya: 'Ya. Ketika Allah menjadikan Jahannam, maka dinyalakan selama seribu tahun, sehingga merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun sehingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka sebesar lubang jarum nescaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya kerana panasnya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi nescaya akan mati penduduk bumi kerana panas dan busuknya. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yg disebut dalam Al-Quran itu diletakkan di atas bukit, nescaya akan cair sampai ke bawah bumi yg ke tujuh. Demi Allah yg mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di hujung barat tersiksa, nescaya akan terbakar orang-orang yang di hujung timur kerana sangat panasnya, Jahannam itu sangat dalam dan perhiasannya besi dan minumannya air panas campur nanah dan pakaiannya potongan-potongan api. Api neraka itu ada tujuh pintu, tiap-tiap pintu ada bahagiannya yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan.' Nabi s.a.w. bertanya: 'Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah kami?' Jawabnya: 'Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jarak perjalanan 70,000 tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain 70 kali ganda.' (yang bawah lebih panas). Tanya Rasulullah s.a.w.: 'Siapakah penduduk masing-masing pintu?' Jawab Jibril:
  1. 'Pintu yg terbawah untuk orang-orang munafik, dan orang-orang yg kafir setelah diturunkan hidangan mukjizat nabi Isa a.s. serta keluarga Fir'aun sedang namanya Al-Hawiyah.
  2. Pintu kedua tempat orang-orang musyrikin bernama Jahim,
  3. Pintu ketiga tempat orang shobi'in bernama Saqar.
  4. Pintu ke empat tempat Iblis dan pengikutnya dari kaum majusi bernama Ladha,
  5. Pintu kelima orang yahudi bernama Huthomah.
  6. Pintu ke enam tempat orang nasara bernama Sa'eir.
  7. 'Kemudian Jibrail diam segan pada Rasulullah s.a.w. sehingga ditanya: 'Mengapa tidak kau terangkan penduduk pintu ke tujuh?' Jawabnya: 'Di dalamnya orang-orang yg berdosa besar dari ummatmu yg sampai mati belum sempat bertaubat.

'Maka nabi s.a.w. jatuh pingsan ketika mendengar keterangan itu, sehingga Jibril meletakkan kepala nabi s.a.w. di pangkuannya sehingga sedar kembali dan sesudah sadar nabi saw bersabda: 'Ya Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah ada seorang dari ummat ku yang akan masuk ke dalam neraka?' Jawabnya: 'Ya, yaitu orang yg berdosa besar dari ummatmu.' Kemudian nabi s.a.w. menangis, Jibril juga menangis, kemudian nabi s.a.w. masuk ke dalam rumahnya dan tidak keluar kecuali untuk sholat kemudian kembali dan tidak berbicara dengan orang dan bila sholat selalu menangis dan minta kepada Allah.

Dari Hadith Qudsi: Bagaimana kamu masih boleh melakukan maksiat sedangkan kamu tak dapat bertahan dengan panasnya terik matahari Ku. Tahukah kamu bahawa neraka jahanamKu itu:
  1. Neraka Jahanam itu mempunyai 7 tingkat
  2. Setiap tingkat mempunyai 70,000 daerah
  3. Setiap daerah mempunyai 70,000 kampung
  4. Setiap kampung mempunyai 70,000 rumah
  5. Setiap rumah mempunyai 70,000 bilik
  6. Setiap bilik mempunyai 70,000 kotak
  7. Setiap kotak mempunyai 70,000 batang pokok zarqum
  8. Di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 ekor ular
  9. Di dalam mulut setiap ular yang panjang 70 hasta mengandungi lautan racun yang hitam pekat.
  10. Juga di bawah setiap pokok zarqum mempunyai 70,000 rantai
  11. Setiap rantai diseret oleh 70,000 malaikat Mudah-mudahan ini dapat menimbulkan keinsafan kepada kita semua.....Wallahua'lam.

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing-masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAKBERCAKAP. Bertanya orang kepada Rasulullah saw : 'Bagaimana kita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?' Maka jawabnya Rasulullah saw 'Umatku dikenali kerana WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU'.' Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil. Bukanlah debu 'itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN' mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian' Siratul Mustaqim dan memasuki Alam SYURGA, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahawa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hamba Ku.

Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahawa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati:

  1. ParaNabi
  2. Para Ahli Jihad
  3. ParaAlim Ulama
  4. ParaSyuhada
  5. ParaPenghafal Al Quran
  6. Imam atau Pemimpin yang Adil
  7. Para Muadzin
  8. Wanita yang mati sewaktu melahirkan
  9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
  10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum'at jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.

Didalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw: Apabila datang hari QIAMAT dan orang-orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah swt memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan: ' Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa ( Ahli Puasa ) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah-buahan SYURGA. ' Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekelian kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lazat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi. Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah swt di dalam Surah Al-Haqqah yang berarti: 'Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah LALU itu.'

Rabu, 12 Desember 2007

Ibnu Tufail

Tokoh Filosof Islam

A. Kehidupan dan Karyanya
Nama beliau adalah Abu Bakr Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Muhammad bin Tufail, pemuka besar pertama pemikiran filosofis Muwahhid dari Spanyol. Beliau lahir pada dekade pertama abad ke-6 H/ke-12 M di Guadix, propinsi Granada, ia termasuk dalam keluarga suku Arab terkemuka, Qais.


Beliau memulai karirnya sebagai dokter praktek di Granada, dan lewat ketenarannya dalam jabatan itu dia diangkat menjadi sekretaris gubernur di propinsi tersebut. Kemudian pada tahun 549 H/1154 M, ia menjadi sekretaris pribadi gubernur Ceuta dan Tangier, putra Abd al-Mu’min, penguasa Muwahhid Spanyol pertama yang merebut Maroko pada tahun 542 H/1147 M. Akhirnya, ia menduduki jabatan dokter tertinggi dan menjadi qadhi (hakim) di pengadilan serta wazir khalifah Muwahhid Abu Ya’qub Yusuf (558 H/1163 M – 580 H/1184 M).

Ibnu Tufail adalah seorang dokter, filosof, ahli matematika, dan penyair yang sangat terkenal dari Muwahhid Spanyol, tetapi sayangnya hanya sedikit sekali karya-karyanya yang dikenal orang. Ibnu Abi Usaibi’ah menganggap fi al-Buqa’ al-Maskunah wal Ghair al-Maskunah adalah sebagai karyanya. Kemudian Miguel Casiri menyebutkan dua karyanya yang masih ada, yaitu : Risalah Hayy Ibnu Yaqzan dan Asrar al-Hikmah al-Mashriqiyyah (yang ini disebut naskah).

B. Doktrin-doktrin
Dunia
Apakah dunia itu kekal, atau diciptakan dari ketiadaan atas kehandak-Nya?. Inilah salah satu masalah penting yang paling menantang dalam filosofis muslim. Ibnu Tufail sejalan dengan kemahiran dialektisnya menghadapi masalah itu dengan tepat. Dia tidak menganut slah satu doktrin saingannya, dan dia juga tidak berusaha mendamaikan mereka. Dilain pihak dia mengecam dengan pedas pengikut Aristoteles dan sikap-sikap teologis.

Kekekalan dunia melibatkan konsp eksistensi tak terbatas. Eksistensi semacam itu tidak dapat lepas dari kejadian-kejadian yang diciptakan dan tidak mungkin ada sebelum kejadian-kejadian yang tercipta itu pasti tercipta secara lambat laun.

Menurut Al-Ghazali, ia mengemukakan bahwa gagasan mengenai kemaujudan sebelum ketidak maujudan tidak dapat difahami tanpa anggapan bahwa waktu itu telah ada sebelum dunia ada, akan tetapi waktu itu sendiri merupakan suatu kejadian tak terpisahkan dari dunia, dan karena itu kemaujudannya mendahului kemaujudan dunia.

Segala yang tercipta pasti membutuhkan pencipta. Tidak ada sesuatupun ada sebelum Dia, dan segala sesuatu pasti ada dan akan terjadi atas kehendak-Nya.

Antinomi (kontradiksi antar prinsip) ini dengan jelas menerangkan bahwa kemampuan nalar (Kant) ada batasnya dan argumentasinya akan mendatangkan kontradiksi yang membingungkan.

Tuhan
Penciptaan dunia yang lambat laun itu mensyaratkan adanya satu pencipta yang mesti bersifat immaterial, sebab materi yang merupakan suatu kejadian dunia diciptakan oleh satu pencipta. Dunia tak bisa maujud dengan sendirinya, pasti dan harus ada penciptanya.

Jika Tuhan bersifat material, maka akan membawa suatu kemunduran yang tiada akhir. Oleh karena itu, dunia ini pasti mempunyai pencipta yang tidak berwujud benda, dan karena Dia bersifat immaterial, maka kita tidak bisa mengenali-Nya lewat indera kita atau lewat imajinasi. Sebab imajinasi hanya menggambarkan hal-hal yang dapat ditangkap oleh indera.

Kosmologi Cahaya
Manifestasi kemajemukan kemaujudan dari yang satu dijelaskan dalam gaya Neo-Platonik yang monoton, sebagai tahap berurutan pemancaran yang berasal dari cahaya Tuhan.

Proses tersebut pada prinsipnya sama dengan refleksi terus menerus cahaya matahari pada cermin. Cahaya matahari yang jatuh pada cermin menunjukkan kemajemukan. Semua itu merupakan pantulan cahaya matahari, bukan matahari itu sendiri, juga bukan cermin itu sendiri. Hal yang sama berlaku juga pada cahaya pertama (Tuhan) beserta perwujudannya di dalam kosmos.

Epistimologi
Jiwa dalam tahap awalnya bukanlah suatu tabula rasa atau papan tulis kosong. Melainkan Imaji Tuhan telah tersirat didalamnya sejak awal, tetapi untu menjadikannya tampak nyata, kita perlu memulai denga pikiran yang jernih tanpa prasangka.

Pengalaman merupakan suatu proses mengenal lingkungan lewat indera. Organ-ogan indra ini berfungsi berkat jiwa yang ada dalam hati. Pengamatan memberi kita pengetahuan mengenai benda-benda yang induktif, dengan alat pembanding dan pembedanya dikelompokkan menjadi mineral, tanaman, dan hewan. Setiap kelompok benda ini memperlihatkan fungsi-fungsi tertentu yang membuat kita menerima bentuk-bentuk atau jiwa-jiwa sebagai penyebab fungsi-fungsi tertentu berbagai benda.

Ibnu Tufail akhirnya berpaling kepada disiplin jiwa yang membawa kepada ekstase, sumber tertinggi pengetahuan. Dalam taraf ini, kebenaran tidak lagi dicapai lewat proses deduksi atau induksi, melainkan secara langsung dan intuitif lewat cahaya yang ada didalamnya. Jiwa menjadi sadar diri dan mengalami apa yang tak pernah dilihat mata, didengar telinga, atau dirasa oleh hati.

Etika
Bukan kebahagiaan duniawi, melainkan penyatuan sepenuhnya dengan Tuhanlah yang merupakan "summum bukmun" (kebaikan tertinggi) etika. Perwujudannya setelah pengembangan akal induktif dan deduktif.

Menurut de Boer manusia merupakan perpaduan suatu tubuh jiwa hewani dan esensi non-bendawi, dengan demikian menggambarkan binatang, angkasa, dan Tuhan. Karena itulah pendakian jiwanya terletak pada pemuasan ketiga aspek tersebut. Pertama, ia terikat untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya serta menjaganya dari cuaca buruk dan binatang buas. Kedua, menuntut darinya kebersihan pakaian dan tubuh, kebaikan terhadap objek-objek hidup dan tak hidup. Ketiga, yaitu pengetahuan, kekuasaan, kebijaksanaan, kebebasan dari keinginan jasmaniah, dll.

Filsafat dan Agama
Filsafat merupakan suatu pemahaman akal secara murni atas kebenaran dalam kosep-konsep dan imajinasi yang sesungguhnya, serta tak dapat dijangkau oleh cara-cara pengungkapan konvensional. Dunia angkasa yang abstrak dan non-bendawi tidak dapat dijangkau, bila ia dilukiskan dengan lambang-lambang bendawi maka ia akan kehilangan esensinya, dan bisa jadi orang-orang menganggapnya tidak sebagaimana seharusnya.

Agama diperuntukkan bagi semua orang; tetapi filsafat hanya bagi orang-orang berbakat yang sedikit jumlahnya. Filsafat harus difahami secara bersamaan dengan agama. Keduanya membawa kepada kebenaran yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda. Mereka berbeda bukan hanya dalam metode dan lingkup, tapi juga dalam taraf rahmat yang mereka anugerahkan kepada para pengikut setia mereka.

Agama melukiskan dunia atas dengan lambang-labang eksoteris. Dia penuh dengan perbandingan, persamaan, dan gagasan-gagasan antropomorfis, sehingga akan lebih mudah difahami oleh orang lain, mengisi jiwa dengan hasrat dan menarik mereka kepada kebajikan dan moralitas.

Filsafat dilain pihak merupkan bagian dari kebenaran esoteris. Ia berupaya menafsirkan lambang-lambang agama tentang konsep-konsep imaji murni yang berpuncak pada suatu keadaan yang didalamnya terdapat esensi ketuhanan dan pengetahuannya menjadi satu. Persepsi rasa, nalar, dan intuisi merupakan dasar-dasar pengetahuan filsafat. Para nabi pun memiliki intuisi, sumber utama pengetahuan mereka adalah wahyu Tuhan. Pengetahuan nabi didapat secara langsung dan pribadi, sedangkan pengetahuan para pengikutnya didapat dari wasiat.

Pengaruh
Diantara karya Ibnu Tufail, hanya Risalah Hayy ibn Yaqzan sajalah yang masih ada sampai sekarang. Karya tersebut merupakan suatu roman filsafat pendek, tetapi pengaruhnya sangat besar terhadap generasi berikutnya sehingga karya tersebut dianggap sebagai salah satu buku paling mengagumkan dari zaman pertengahan.

Mengenai metodenya, ia bersifat filosofis sekaligus mistis. Ia menyatukan kesenangan dan kebenaran dengan jalan menggunakan imajinasi dan intuisi untuk membantu akal, dan daya tarik khusus inilah yang menjadikannya termasyhur dan mendorong orang untuk menerjemahkannya kedalam bahasa-bahasa lainnya. Bahkan sampai sekarang minat dunia terhadap karyanya belum hilang. Edisi bahasa Arab baru-baru ini dari Ahmad Amin, yang diikuti terjemahan bahasa Parsi dan Urdu pada dasawarsa yang sama, cukup menjadi bukti bahwa karya Ibnu Tufail tak kalah memikat bagi dunia modern, sebagaimana ia memikat dunia pada zaman pertengahan.

Ibnu Jama'ah

Biografi & Konsep Pendidikan

A. Riwayat Hidup Ibnu Jama’ah.
Nama lengkapnya adalah Badruddin Muhammad bin Ibrahim bin Sa’ad Allah bin Jama’ah bin Hazim bin Shakhr bin Abdullah Al-Kinay. Lahir di Hamwa, Mesir, pada tanggal 04 Rabi’ul Akhir 639 H/1241 M malam sabtu, dan wafat pada pertengahan malam akhir hari senin tanggal 21 Jumadil Ula 733 H/1333 M. dan dimakamkan di Qirafah, Mesir. Usianya 64 tahun, 1 bulan, 1 hari.


Pendidikan awalnya didapat dari ayahnya sendiri yaitu Ibrahim bin Sa’ad Allah bin Jama’ah, seorang ulama besar ahli fiqh dan sufi. Selain berguru kepada ayahnya, Ibnu Jama;ah juga berguru kepada sejumlah ulama besar. Ketika di Hammah ia berguru kepada Syaikh Asy-Syuyukh bin Izzun, dan ketika di Damaskus ia berguru kepada Abi Al-Yasr, Ibnu ‘Ilaq Ad-Dimasyqi, dll, ketika di Kairo ia berguru kepada Taqiyuddin bin Razim, Jamaluddin bin Malik, Rasyid Al-Athar, dan lain-lain.

Berkat didikan dan pengembaraan dalam menuntut ilmu tersebut, Ibnu Jama;ah kemudian menjadi seorang yang ahli hukum, pendidikan, juru da’wah, penyair, ahli tafsir, ahli hadits, dan lain-lain. Akan tetapi beliau lebih dikenal sebagai orang yang ahli hukum, yakni sebagai hakim.

Pada masa Ibnu Jama’ah, kondisi struktur sosial keagamaan sedang memasuki masa-masa penurunan. Baghdad sebagai simbol peradaban Islam sudah hancur yang kemudian berakibat pada pelarangan terhadap kajian-kajian filsafat dan kalam, bahkan terhadap ilmu non-agama. Pelarangan ini didukung oleh sebagian ulama dan mendapat pengakuan dari penguasa. Dengan demikian Ibnu Jama’ah dibesarkan dalam tradisi sunni yang kontra dengan rasionalis serta kurang mendukung pengembangan ilmu pengetahuan non-agama.

Pada masa Ibnu Jama’ah muncul berbagai lembaga pendidikan, diantaranya adalah : (1) Kuttab, yaitu lembaga pendidikan dasar yang digunakan untuk memberikan kemampuan membaca dan menulis. (2) Pendidikan Istana, yaitu lembaga pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak pejabat dan keluarga istana. (3) Kedai atau Toko Kitab, yang fungsinya sebagai tempat untuk menjual kitab srta tempat berdiskusi antara para pelajar. (4) Rumah Para Ulama, yaitutempat yang sengaja disediakan oleh para Ulama untuk mendidik para siswa. (5) Rumah Sakit, selain dikembangkan untuk kepentingan medis, juga untuk mendidik tenaga-tenaga yang akan bertugas sebagai perawat. (6) Perpustakaan, selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan buku-buku, juga dipakai untuk diskusi dan penelitian, perpustakaan yang cukup besar adalah Daar Al-Hikmah. (7) Masjid, selain tempat untuk beribadah, juga digunakan untuk kegiatan pandidikan dan sosial. Selain itu juga berkembang madrasah-madrasah, madrasah yang pertama kali didirikan adalah Madrasah Nidzam Al-Muluk didirikan oleh Wazir Nidzamiyyah pada tahun 1064 M.

B. Karya Tulis Ibnu Jama’ah
Karya-karya Ibnu Jama’ah pada garis besarnya terbagi pada masalah pendidikan, astronomi, ulumul hadits, ulumut tafsir, ilmu fiqih, dan ushul fiqih. Kitab Tadzkirat as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-Muta’allim merupakan kitab yang berisi tentang konsep pendidikan, samantara itu kitab Usthurullah merupakan kitab yang membicarakan masalah astronomi, sedangkan kitab al-Munhil al-Rawiy fi ‘Ulum Hadits Nabawy merupakan ringkasan dari kitab ulumul hadits yang ditulis oleh Ibnu As-Sholah.

Selain kitab-kitab diatas masih banyak kitab-kitab yang beliau tulis, diantaranya adalah, Idlah ad-Dalil fi Qath’I Hujaj ahl-Ta’wil, at-Tibyan li Mubhimat Al-Qur’an, Tajnid al-Ajnad wa Jihat al-Jihad, dan lain-lain.

C. Konsep Pendidikan Ibnu Jama’ah
Konsep pendidikan yang dikemukakan Ibnu Jama’ah secara keseluruhan dituangkan dalam karyanya Tadzkirat as-Sami’ wa al-Mutakallim fi Adab al-Alim wa al-Muta’allim. Dalam buku tersebut beliau mengemukakan tentang keutamaan ilmu pengetahuan dan orang yang mencarinya. Keseluruhan konsep pendidikan Ibnu Jama’ah ini dapat dikamukakan sebagai berikut :

1. Konsep Guru / Ulama
Menurut Ibnu Jama’ah ulama sebagai mikro cosmos manusia dan secara umum dapat dijadikan sebagai tipologi makhluk terbaik (khairul Bariyyah). Beliau menawarkan sejumlah kriteria yang harus dimiliki oleh seseorang yang akan menjadi guru. Pertama, menjaga akhlaq. Kedua, tidak menjaikan profesi guru sebagai usaha untuk menutupi kebutuhan ekonominya. Ketiga, mengetahui situasi sosial kemasyarakatan. Keempat, kasih sayang dan sabar. Kelima, adil dalam memperlakukan peserta didik. Keenam, menolong dengan kemampuan yang dimilikinya.
Dari keenam kriteria tersebut, yang menarik adalah tentang tidak bolehnya profesi guru dijadikan sebagai usaha mendapatan keuntungan material. Ibnu Jama’ah berpendapat demikian sebagai konsekuensi logis dari konsepsinya tentang pengetahuan. Bagi beliau ilmu sangat agung lagi luhur, bahkan bagi pendidik menjadi kewajiban tersendiri untuk mengagungkan pengetahuan tersebut, sehingga pendidik tidak menjadikan pengetahuannya itu sebagai lahan komoditasnya, dan jika hal itu dilakukannya berarti telah merendahkan keagungan pengetahuan (ilmu).

2. Peserta Didik.
Menurut Ibnu Jama’ah, peserta didik yang baik adalah mereka yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan untuk memilih, memutuskan, dan mengusahakan tindakan-tindakan belajar secara mandiri.

Selain itu Ibnu Jama’ah tampak sangat menekankan tantang pentingnya peserta didik mematuhi perintah pendidik, ia berpendapat bahwa pendidik meskipun salah ia harus tetap dipatuhi, peserta didik juga tidak dibenarkan untuk mempunyai gagasan yang tidak sejalan dengan pendidik.

Pemikiran Ibnu Jama’ah tentang peserta didik ini nampak kurang demokratis, namun pandangan ini tampak didasarkan pada sikapnya yang konsisten dalam memandang guru atau ulama sebagai orang yang memiliki kapasitas keilmuan yang patut di prioritaskan daripada peserta didik. Namun demikian beliau sangat mendorong para siswa untuk mengembangkan kemampuan akalnya, yaitu agar tekun dan betul-betul giat dalam mengasah kecerdasan akalnya, serta menyediakan waktu tertentu untuk pengembangan daya intelektualnya.

3. Materi Pelajaran / Kurikulum
materi pelajaran yang dikemukakan oleh Ibnu Jama’ah terkait dengan tujuan belajar, yaitu semata-mata menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan tidak untuk mencari kepentingan dunia atau materi. Tujuan semacam inilah yang merupakan esensi dari tujuan pendidikan Islam yang sesungguhnya.

Materi pelajaran yang diajarkan harus dikaitkan dengan etika dan nilai-nilai spiritualitas. Dengan demikian, ruang lingkup epistimologi persoalan yang dikaji oleh peserta didik semakin luas, yaitu meliputi epistimologi kajian keagamaan, dan epistimologi di luar wilayah keagamaan (sekuler). Namun demikian kajian sekuler tersebut harus mengacu kepada tata nilai religi.

Apabila dibedakan berdasarkan muatan materi dari kurikulum yang dikembangkan Ibnu Jama’ah ada dua hal yang dapat dipertimbangkan. (1) Kurikulum dasar yang menjadi acuan dan paradigma pengembangan disiplin lainnya (kurikulum agama dan kebahasaan). (2) Kurikulum pengembangan yang berkenaan dengan materi non-agama, tetapi tinjauan yng dipakai adalah kurikulum pertama. Dengan demikian kurikulum yang pertama ini dapat memberikan corak bagi kurikulum kedua yang bersifat pengembangan.

Selanjutnya Ibnu Jama’ah memprioritaskan kurikulum Al-Qur’an daripada yang lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad Fadhil al-Jamali yang mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah kitab terbesar yang menjadi sumber filasafat pendidikan dan pengajaran bagi umat Islam serta Al-Hadits untuk melengkapinya.

4. Metode Pembelajaran
konsep Ibnu Jama’ah tentang metode pembelajaran banyak ditekankan pada hafalan ketimbang dengan metode lain. Metode hafalan memang kurang memberikan kesempatan pada akal untuk mendayagunakan secara maksimal proses berfikir, akan tetapi, hafalan sesungguhnya menantang kemampuan akal untuk selalu aktif dan konsentrasi dengan pengetahuan yang didapat.

Selain metode ini, beliau juga menekankan tentang pentingnya menciptakan kondisi yang mendorong kreativitas para siswa, menurut beliau kegiatan belajar tidak digantungkan sepenuhnya kepada pendidik, untuk itu perlu diciptakan peluang-peluang yang memungkinkan dapat mengembangkan daya kreasi dan daya intelek peserta didik.

5. Lingkungan Pendidikan
Para ahli pendidikan sosial umumnya berpendapat bahwa perbaikan lingkungan merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.

Sejalan dengan hal diatas Ibnu Jama’ah memberikan perhatian yang besar terhadap lingkungan. Menurutnya bahwa lingkungan yang baik adalah lingkungan yang didalamnya mengandung pergaulan yang menjunjung tinggi nilai-nilai etis. Pergaulan yang ada bukanlah pergaulan bebas, tetapi pergaulan yang ada batas-batasnya.

Lingkungan memiliki peranan dalam pembentukan keberhasilan pendidikan. Keduanya menginginkan adanya lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar mengajar, yaitu kondisi lingkungan yang mencerminkan nuansa etis dan agamis.

Al-Kindi

Penggerak dan Pengembang Ilmu Pengetahuan

Riwayat Hidupnya
Al-Kindi lahir pada tahun 809 M/185 H, Nama sebenarnya adalah Abu Yusuf Ya’kub Bin Ishak Al-kindi. Ia adalah keturunan suku Kindah, Arab selatan yang merupakan salah satu suku Arab besar pra-Islam. Ayahnya Ishak Al-Sabah adalah seorang gubernur Kufah di masa Khalifah Al-Mahdi (775-78M) dan Khalifah Ar-Rasyid (786-809M). Ia lahir ditengah keluarga yang kaya akan informasi kebudayaan dan berderajat tinggi serta terhormat dimata masyarakat. Al-Kindi (185H/801M-260H/873M).


Ia pergi ke Bashra yang pada saat itu merupakan tempat persemaian gerakan intelektual dan pusat ilmu pengetahuan yang besar. Sebuah kota yang menjanjikan harapan bagi para penggumul ilmu. Ia lalu pergi ke Baghdad dan menyelesaikan pendidikannya disana, di sini ia berkenalan dengan al-Ma’mun, al-Mu’tasim dan Ahmad putra al-Mu’tasim. Ia diangkat sebagai guru pribadi Ahmad, yang kepadanya ia persembahkan karya-karyanya.

Al-Kindi hidup selama masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, yaitu al-Amin (809-813M), al-Ma’mun (813-833M), al-Mu’tasim (833-842M), al-Watiq (842-847M), dan al-Mutawakil (847-841M).

Karya-karyanya
1. Bidang Astronomi
· Risalah fi Masa’il Su’ila anha min Ahwal al-Kawatib, jawaban dari pertanyaan tentang planet.
· Risalah fi Jawab Masa’il Thabi’iyah fi Kayfiyyat Nujumiah, pemecahan soal-soal fisis tentang
sifat-sifat perbintangan.
· Risalah fi anna Ru’yat al-Hilal la Tudhbathu bi al-Haqiqoh wa innama al-Qowl fiha bi at-
Taqrib, bahwa pengamatan astronomi bulan baru tidak dapat ditentukan dengan ketetapan mutlak.
· Risalah fi Mathrah asy-Syu’a, tentang projeksi sinar.
· Risalah fi Fashlayn, tentang dua musim (musim panas dan musim dingin).
· Risalah fi Idhah ‘illat Ruju’ al-Kawakib, tentang penjelasan sebab gerak kebelakang planet-
planet.
· Fi asy-Syu’at, tentang sinar (bintang).

2. Meteorologi
· Risalah fi ‘illat Kawnu adh-Dhabasb, tentang sebab asal mula kabut.
· Risalah fi Atshar alladzi Yazhharu fi al-laww wa Yusamma Kawkaban, tentang tanda yang
tampak di langit dan disebut sebuah planet.
· Risalah fi ‘illat Ikhtilaf Anwa’us Sanah, tentang sebab perbedaan dalam tahun-tahun.
· Risalah fi al-Bard al-Musamma “Bard al-Ajuz”, tentang dingin.

3. Ramalan
· Risalah fi Taqdimat al-Khabar, tentang prediksi.
· Risalah fi Taqdimat al-Ma’rifah fi al-Ahdats, tentang ramalan dengan mengamati gejala
meteorologi.

4. Besaran (Magnitude)
· Risalah Ah’ad Masafat al-Aqalim, tentang besarnya jarak antara tujuh iklim.
· Risalah fi Istikhraj Bu’da Markaz al-Qamar min al-Ardh, tentang perhitungan jarak antara
pusat perhitungan bulan dari bumi.

5. Ilmu Pengobatan
· Risalah fi ‘illat Naftcad-Damm, tentang hemoptesis (batuk darah dari saluran pernapasan).
· Risalah fi Adhat al-Kalb al-Kalib, tentang rabies.

6. Geometri
· Risalah fi Amal Syakl al-Mutawassithayn, tentang konstruksi bentuk garis-garis tengah.
· Risalah Ishlah Kitab Uqlidis, tentang perbaikan buku Euclides.

7. Ilmu Hitung
· Risalah fi al-Kammiyat al-Mudhafah, tentang jumlah relatif.
· Risalah fi at-Tajhid min Jihat al-‘Adad, tentang keesaan dari segi angka-angka.

8. Logika
· Risalatuhu fi Madhkal al-Manmtiq bi Istifa al-Qawl fihi, sebuah pengantar lengkap tentang
logika.
· Ikhtisar Kitab Isaghuji li Farfuris, sebuah ikhtisar Eisagoge Porphyry.

9. Sferika
· Risalah fi al-Kuriyat, tentang sferika
· Risalah fi Amalis Samiti ‘ala Kurah, tentang konstruksi sebuah azimuth atas suatu sferah.

Karya-karya yang disebutkan diatas adalah merupakan sebagian terkecil dari sekian banyak karya Al-Kindi. Karya Al-Kindi di susun oleh Ibnu An-Nadim yang menyebutkan tidak kurang dari 242 buah karya Al-Kindi, sedangkan sumber lain menyebutkan 265 buah, dan membaginya menurut pokok persoalannya menjadi filsafat, logika, ilmu hitung, sferika, ilmu kedokteran, astrologi, polemik, psikologi, politik, meteorologi, dan ramalan.

Ajaran Filsafatnya
Menurut Al-Kindi, filsafat hendaknya diterima sebagai bagian dari kebudayaan Islam. Gagasan Al-Kindi mengenai filsafat berasal dari Aristotelianisme Neo-Platonis, namun juga benar ia meletakkan gagasan itu dalam konteks baru, dengan mendamaikan warisan Hellenistis dengan Islam.

Al-Nadim memberikan gambaran tentang Al-Kindi: “Al-Kindi adalah manusia terbaik pada masanya, unik pengetahuannya tentang seluruh ilmu pengetahuan kuno. Ia disebut filosof Arab. Buku-bukunya mengandung aneka ilmu pengetahuan. Kami menyebutnya filosof alam, karena ia menonjol dalam ilmu pengetahuan”.

Filsafat merupakan pengetahuan tentang kebenaran, dalam risalah Al-Kindi tentang Filsafat Awal, berbunyi demikian: “Filsafat adalah pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia, karena tujuan para filosof dalam berteori adalah mencapai kebenaran, dan dalam berpraktek adalah menyesuaikan dengan kebenaran’. Pada akhir risalahnya ia menyifati Allah dengan istilah “kebenaran” yang merupakan tujuan filsafat.

Keselarasan Filsafat dan Agama
Al-Kindi mengarahkan filsafat muslim ke arah kesesuaian antara filsafat dan agama. Filsafat berlandaskan akal pikiran sedangkan agama berdasarkan wahyu. Logika merupakan metode filsafat sedang iman merupakan kepercayaan kepada hakikat yang disebutkan dalam Al-Qur’an sebagaimana diwahyukan Allah kepada Nabi-Nya.

Keselarasan antara filsafat dan agama didasarkan pada tiga alasan: -1- Ilmu agama merupakan bagian dari filsafat. -2- Wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian. -3- Menuntut ilmu, secara logika diperintahkan dalam agama.

Filsafat merupakan pengetahuan tentang hakikat segala suatu, dan ini mengandung teologi (al-rububiyah), ilmu tauhid, etika dan seluruh ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

Dalam risalah, “Jumlah Karya Aristoteles”, Al-Kindi membedakan secara tajam antara agama dan filsafat. Pembicaraannya tentang masalah ini dalam risalah ini, membuktikan bahwa ia membandingkan agama Islam denganfilsafat Aristoteles. Ilmu Ilahiah yang dibedakannya dari filsafat adalah Islam, sebagaimana yang diturunkan kepada Rasulullah dan termaktub dalam Al-Qur’an. Bertentangan dengan pendapat umumnya bahwa ilmu agama (teologi) adalah bagian dari filsafat, disini kita dapati (1) bahwa kedudukan teologi lebih tinggi dari filsafat. (2) bahwa agama merupakan ilmu Ilahiah, sedang filsafat merupakan ilmu insani. (3) bahwa jalur agama adalah keimanan, sedang jalur filsafat adalah akal. (4) bahwa pengetahuan Nabi adalah langsung melalui wahyu, sedang pengetahuan filosof diperoleh melalui logika dan pemaparan.
Kesimpulannya, Al-Kindi adalah filosof pertama dalam Islam, yang menyelaraskan antara agama dan filsafat. Ia memberikan dua pandangan yang berbeda. Pertama, mengikuti jalur ahli logika dan memilsafatkan agama. Kedua, memandang agama sebagai sebuah ilmu Ilahiah dan menempatkannya di atas filsafat. Ilmu Ilahiah ini diketahui melalui jalur para Nabi. Tetapi melalui penafsiran filosofis, agama menjadi selaras dengan filsafat.

Tuhan
Suatu pengetahuan memadai dan menyakinkan tentang Tuhan merupakan tujuan akhir filsafat
Ketunggalan, ketakterlihatan, ketakterbagian, dan kepenyebaban beban gerak merupakan sifat-sifat-Nya yang dinyatakan oleh Theon. Ketika Al-Kindi menyebutkan itu, ia tak lebih dari pengalihkonsepsi Hellenistis tentang Tuhan. Keaslian Al-Kindi terletak pada upayanya mendamaikan konsep Islam tentang Tuhan dengan gagasan filosofis Neo-Platonis terkemudian.
Gagasan dasar Islam tentang Tuhan adalah Keesaan-Nya, penciptaan oleh-Nya dari ketakadaan, dan ketergantungan semua ciptaan kepada-Nya. Sifat-sifat ini dalam Al-Qur’an dinyatakan secara tak filosofis atau dialektis.

Al-Kindi menyifati Tuhan dengan istilah-istilah baru. Tuhan adalah yang benar. Ia tinggi dan dapat disifati hanya dengan sebutan-sebutan negatif. “Ia bukan materi, tak berbentuk, tak berjumlah, tak berkualitas, tak berhubungan, juga Ia tak dapat disifati dengan ciri-ciri yang ada, Ia tak berjenis, tak terbagi dan tak berkejadian. Ia abadi…”.

Untuk memahami posisi Al-Kindi, kita mesti merujuk pada kaum Tradisionalis dan Mu’tazilah. Kaum tradisionalis (Ibn Hanbal adalah salah seorang tokohnya) menafsirkan sifat-sifat Allah dengan “nama-nama Allah”, mereka menerima makna harfiyah Al-Qur’an tanpa memberikan penafsiran lebih jauh. Kaum Mu’tazilah yang semasa dengan Al-Kindi, secara akal menfsirkan sifat-sifat Allah demi memantapkan Kemahaesaan-Nya. Mereka memecahkan masalah ini berdasarkan hubungan antara zat Allah dan sifat-sifat-Nya. Menurut mereka, sifat-sifat utama Allah ada tiga: tahu, kuasa dan berkehendak. Sifat-sifat ini mereka tolak, karena bila mereka menerima hal ini sebagai sifat-sifat Tuhan, berari zat-Nya banyak.

Al-Kindi, filosof muslim pertama, mengikuti kaum Mu’tazilahdalam menolak sifat-sifat tersebut. Tetapi pendekatannya dalam memecahkan masalah tersebut berbeda sekali. Pertama, yang menjadi perhatiannya bukan zat Allah dan sifat-sifat-Nya, tetapi hal dapat disifatinya zat Allah. Kedua, segala sesuatu dapat didefinisikan, karena itu mereka dapat diketahui dengan menentukan jenis-jenis mereka, kecuali Allah yang tak berjenis. Dengan kata lain Al-Kindi mengikuti jalur “ahli logika”.

Dalih-dalih Al-Kindi tentang kemaujudan Allah bertumpu pada keyakinan akan hubungan sebab akibat. Segala yang maujud pasti mempunyai sebab yang memaujudkannya. Rangkaian sebab itu terbatas, akibatnya ada sebab pertama atau sebab sejati yaitu Allah. Dalam filsafat Al-Kindi, Tuhan adalah sebab efisien.

Ada dua macam sebab efisien: Pertama, sebab efisien sejati dan aksinya adalah ciptaan dari ketiadaan (ibda’). Kedua, semua sebab efisien yang lain adalah lanjutan, yaitu sebab-sebab tersebut ada lantaran sebab-sebab lain.

Segala kemaujudan senantiasa membutuhkan Allah. Hal ini karena Allah, Sang Pencipta yang abadi, adalah penunjang semua ciptaan-Nya.

Ketakterhinggan
Alam, dalam sistem Aristoteles, terbatas oleh ruang tetapi tak terbatas oleh waktu, karena gerak alam seabadi Penggerak Tak Tergerakkan. Keabadian alam dalam pemikiran Islam, ditolak, karena Islam berpendirian bahwa alam diciptakan.

Al-Kindi, berbeda dengan para filosof besar penggantinya, menyatakan alam ini tak kekal. Mengenai hal ini ia memberikan pemecahan yang radikal, dengan membahas gagasan tentang ketakterhinggaan secara matematik.

Benda-benda fisik terdiri atas materi dan bentuk, dan bergerak didalam ruang dan waktu. Jadi materi, bentuk, ruang dan waktu merupakan unsur dari setiap fisik. Wujud yang begitu erat kaitannya dengan fisik, waktu dan ruang adalah terbatas, karena mereka takkan ada kecuali dalam keterbatasan.

Waktu bukanlah gerak, melainkan bilangan pengukur gerak, karena waktu tak lain adalah yang dahulu dan yang kemudian.

Dalil-dalil yang menentang ketakterbatasan diulang dalam sejumlah tulisan Al-Kindi. Kami kutipkan dari tulisannya, “Perihal Keterbatasan Wujud Dunia”, empat teori yang membuktikan keterbatasan:
1. Dua besaran (di pakai untuk garis, permukaan atau benda), yang sama disebut sama, bila
yang satu tak lebih besar daripada yang lain.
2. Bila satu besaran ditambahkan pada salah satu dari dua besaran yang sama tersebut, maka
keduanya akan menjadi tak sama.
3. Dua besaran yang sama tak bisa menjadi tak terbatas, bila yang satu lebih kecil dari yang
lain, karena yang lebih kecil mengukur yang lebih besar atau sebagian darinya.
4. Jumlah dua besaran yang sama, karena masing-masing terbatas, adalah terbatas.

Dengan ketentuan ini, maka setiap benda yang terdiri atas materi dan bentuk, yang terbatas ruang, dan bergerak didalam waktu adalah terbatas, meski benda tersebut adalah wujud dunia. Dan karena terbatas maka tak kekal. Hanya Allah-lah yang kekal.

Ruh dan Akal
Ruh adalah suatu wujud sederhana, dan zatnya terpancar dari Sang Pencipta. Ruh bersifat spiritual, ketuhanan, terpisah, dan berbeda dari tubuh, maka ruh memperoleh pengetahuan yang ada di bumi dan melihat hal yang dialami. Setelah terpisah dari tubuh ia menuju ke alam akal, kembali ke nur Sang Pencipta dan bertemu dengan-Nya.

Tiga bagian ruh adalah nalar, keberangan dan hasrat. Orang yang meninggalkan kesenangan-kesenangan jasmani, dan berusaha mencapai hakikat segala sesuatu adalah orang yang baik dan sangat sesuai dengan Sang Pencipta.

Al-Kindi membagi akal menjadi empat macam yaitu (1) Akal yang selalu bertindak. (2) Akal yang selalu potensial berada didalam ruh. (3) Akal yang telah berubah dalam ruh, dari daya menjadi aktual. (4) Akal yang kita sebut akal yang kedua. Yang dimaksudkan dengan “akal kedua” yaitu tingkat kedua aktualitas, diantara yang memiliki pengetahuan dengan yang mempraktekkannya.

Jalannya akal ini diterangkan kembali oleh Al-kindi dalam risalahnya “Filsafat Awal”. Ia berkata: ‘Bila genus-genus dan spesies menyatu dalam ruh, maka mereka menjadi terakali. Ruh menjadi benar-benar rasional setelah menyatu dengan spesies. Sebelum menyatu ruh berdaya. Maka, segala suatu yang maujud dalam bentuk daya tak dapat menjadi aktual, kecuali bila dibuat oleh sesuatu dari daya menjadi aktual. Genus-genus dan spesies itulah yang menjadikan ruh yang berupa daya rasional menjadi benar-benar aktual, maksud saya yang menyatu dengannya”.