Minggu, 16 Desember 2007

Buat yang ingin mengikuti Rasulullah SAW

Tahukah Sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW senantiasa mencintai iman.

Dalam sebuah Riwayat dikatakan, bahwa Rasulallah Saw mengatakan; "Allahumma Habbib Ilaina al-Iman wa Zayyinhu fii Qulubina" (Musnad imam Ahmad/15431).

Tentunya kita sepakat, bahwa aplikasi untuk mencintai Rasul diantaranya adalah dengan cara mengamalkan Sunnah beliau. Dari sana, jika saja Rasul SAW (Seorang yang sudah Ma'sum) senantiasa berdoa untuk mendapatkan rasa cinta kepada Iman, Bagaiman dengan kita? Sudahkah kita berdoa dan meminta sebagaimana Rasul Berdoa untuk mendapatkan kecintaan terhadap Iman?

Tahukah sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW sangat membenci orang yang akhlaknya sangat buruk.

Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Rasulullah SAW pernah berkata; "Inna Abghodhukum Ilayya wa Ab'adakum Minni Fii al-Akhiroh Aswa'ukum Akhlaqon"

Artinya: "Sesungguhnya orang yang paling Aku benci dan paling jauh dariku di Akhirat adalah orang yang akhlaknya paling jelek" (Shohih Jam'i al-Shogir/1535).

Tidak diragukan lagi, jika kita mengaku sebagai orang yang mencintai Rasul SAW, maka sudah sepatutnyalah kita mengikuti apa yang dia anjurkan dan laksanakan serta menjauhi apa yang beliau larang dan membenci pula apa yang dia benci.

Jika dalam riwayat yang satu ini, Rasulullah SAW membenci orang yang memiliki perangai dan akhlak yang jelek, maka bagaimana dengan akhlak kita? Baikkah? Atau sebaliknya? Yang jelas, mudah-mudahan kita semuanya tidak termasuk ke dalam orang yang tidak dibenci oleh Rasulullah SAW.

Tahukah Sahabat semua, bahwa Rasulullah SAW senantiasa mengerjakan 2 Raka'at sebelum Subuh.

Dalam sebuah riwayat dsebutkan; "Rok'ataa al-Fajri Khoiru minaddunya wa ma fii haa" (HR.Muslim/ Kitaab Sholatul Musafirin/ Bab Istihbaab Rok'atay Sunnat al-Fajri)

Artinya; "2 Raka'at Fajr Lebih baik dari Dunia beserta isinya". Dalam syarh Shohih Muslim (6/3-4) dijelaskan maksud 2 raka'at Fajr adalah 2 Raka'at yang dikerjakan sebelum sholat subuh. Mudah-Mudahan kita termasuk kedalam Hamba Allah yang senantiasa dicurahkan kekuatan untuk melaksanakan amal yang jauh lebih baik dari dunia dan seisinya. Amiin

Jangan katakan "AKU". Rasulullah SAW benci dengan orang yang berkata "SAYA". Jadi ada apa dengan kata "SAYA"?

Biar lebih enak jawabnya, mari kita simak sebuah hadis Rasul SAW'; "An Jabir bin 'Abdillah RA Qoola: Ataitu An-Nabiyya SAW Fii Dainin Kaana 'Ala Abii, Fa Daqoqtu Albaaba, FaQoola:"Man Dza"?, fa Qultu "Ana", fa Qola "Ana-Ana". Ka Annahu Karoha Ha"(HR. Bukhori/Kitab al_isti'dzan/ Bab idza Qola "Man Dza")

Artinya; "Dari Jabir bin 'Abdillah RA berkata; [Saya mendatangi Nabi SAW untuk membayar hutang bapaku, kemudian saya mengetuk pintunya, dan berkata Rosul "Siapa ini?" maka sayapun menjawab "Aku". Lalu Rosulpun Berkata "Aku-Aku" Seolah-olah Beliau membenci kata tersebut]

Syeikh "Adnan Thorsyah menjelaskan bahwa: Sungguh Rasul membenci jawaban "Ana - Aku" atas orang yang bertanya kepadanya "Siapa Kamu?". Dan Jawaban "Ana-Saya" bukan merupakan jawaban yang benar atas pertanyaan "Siapa Kamu?". (bisa tanyakan ke Guru Bahasa Indonesia), jadi yang semestinya adalah kita menjelaskan Nama kita. "Fulan bin Fulan" misalnya.

Masih dalam masalah yang sama. Ibnu Jauzi ikut menambahkan, bahwa sebab dimakruhkannya berkata "Ana - Aku" adalah ia merupakan jenis perbutan Kibr (Sombong). seolah-olah Orang yang mengatakan "ANA" berkata, "Akulah orang yang tidak membutuhkan nama dan nasab.

Realita kita saat ini, tampaknya kata "AKU" sering sekali kita jadikan sebagai jawaban kebiasaan kita selama ini. Ketika bicara lewat telepon, Hp, internet dan sebagainya kata 'AKU" mesti aja ikut. Trus gimana nich? So, Setelah baca tulisan ini, mari kita lupakan "AKU" dan kenalkanlah "NAMA" kita! Pasti Setuju.....!!!

Tidak ada komentar: